Kita tentunya selalu ingin dalam kondisi yang baik dan sehat, namun terkadang sakit atau musibah datang tiba-tiba tanpa kita dapat prediksi sebelumnya. Kita diharuskan sudah mempersiapkan solusi saat musibah itu datang, bukan karena kita berpikiran negatif, tetapi memang kehidupan membutuhkan rencana dan persiapan. Persiapan yang baik dan tepat akan membantu kita untuk segera kembali pada keadaan yang baik, membuat dampak finansial yang terjadi diminimalisir, dan terutama membuat kita memiliki rasa tenang dalam menjalani kehidupan. Tanpa manajemen risiko yang baik, kita mungkin akan menerima dampak yang besar, baik secara psikologis maupun finansial. Seringkali dampak tersebut berdampak sangat panjang bahkan kita akan tersandera sepanjang hidup kita dan semua rencana yang kita siapkan menjadi berantakan.

Asuransi merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut, dengan asuransi kita mendapatkan perlindungan secara finansial dari musibah yang mungkin menimpa kita. Namun jika dicermati lebih jauh, kebutuhan asuransi pun berubah sesuai dengan fase kehidupan kita, kebutuhan seorang yang baru memulai pekerjaan pertamanya tentunya akan berbeda dengan seorang yang sudah mempersiapkan pensiun. Karena itu kita akan coba membahas bagaimana kebutuhan asuransi sesuai dengan fase kehidupan kita:

  1. Fase ketergantungan

Fase kehidupan pertama adalah fase ketergantungan. Pada fase ketergantungan ini kita dipersiapkan oleh orangtua kita untuk dapat mandiri. Karena kita masih dalam fase persiapan, tentunya semua kebutuhan kita akan ditanggung oleh orangtua. fase ini dimulai dari awal kita dilahirkan sampai dengan kita mendapatkan penghasilan kita sendiri dan dapat mandiri untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri.  Pada fase ini kita tidak memiliki banyak kebebasan, semua rencana dan finansial kita direncanakan oleh orangtua dan kita hanya menjalaninya termasuk asuransi. Kita mungkin akan diberikan asuransi kesehatan dan asuransi penyakit kritis sesuai dengan pilihan orangtua. Setelah mendapatkan penghasilan kita sendiri, kita akan melewati fase pertama dan masuk pada fase kedua.

  1. Fase first jobber dan belum menikah

Fase kehidupan kedua adalah fase first jobber dan belum menikah. Pada fase ini kita mulai melepaskan diri dari ketergantungan kepada orangtua dan mulai mencoba mandiri dalam memenuhi kebutuhan kita sendiri. Namun memang pada fase ini umumnya kita belum memiliki penghasilan yang besar karena masih minim pengalaman. tergantung dari besarnya penghasilan yang dimiliki, pada fase ini kita mungkin mulai memikirkan untuk membeli berbagai barang untuk keperluan pribadi, bahkan memiliki kendaraan dan hunian kita sendiri. Namun tidak sedikit juga orang yang pada fase ini masih ditanggung oleh orangtua untuk hal-hal tertentu, dan beberapa bahkan sebaliknya sudah mulai menanggung kehidupan keluarga dan orangtua. 

Kebutuhan asuransi untuk first jobber biasanya adalah asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, dan asuransi penyakit kritis. First jobber biasanya belum memiliki kekuatan finansial yang baik dan akan sangat terpengaruh jika tiba-tiba penyakit atau kecelakaan terjadi. Selain itu dengan memiliki asuransi tersebut menjamin kita kita mendapatkan tindakan medis yang dibutuhkan sehingga dapat kembali produktif kembali. Untuk sebagian first jobber yang sudah menanggung keluarganya, mungkin akan memerlukan juga asuransi jiwa.

  1. Fase menikah dan membangun keluarga

Saat kita sudah memutuskan untuk menikah dan membangun keluarga, berarti kita akan menanggung berbagai tanggung jawab yang lebih dari fase sebelumnya, kini kita juga harus memikirkan kebutuhan dan kondisi keluarga. Kita juga harus memikirkan bagaimana jika kepala keluarga mengalami musibah dan kehilangan sumber penghasilan, kita tentunya harus mempersiapkan segala sesuatunya agar kualitas hidup keluarga tidak menurun secara drastis. Kondisi finansial yang buruk juga dapat berdampak sangat besar dan sulit untuk dikembalikan, misalnya jika kepala keluarga terkena musibah dan membutuhkan biaya yang cukup besar dan anak membutuhkan biaya pendidikan pada saat yang bersamaan, menunda pendidikan tentunya akan berdampak sangat besar.

Pada fase ini akan sangat bijak jika kita memiliki asuransi penyakit kritis dan asuransi kecelakaan diri untuk seluruh anggota keluarga. Asuransi penyakit kritis tentunya menjamin kita untuk mendapatkan perawatan medis agar kita yang masih dalam usia produktif dapat kembali lagi keadaan sehat dan bekerja kembali memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu juga sangat penting untuk tulang punggung keluarga memiliki asuransi jiwa untuk memberikan perlindungan untuk keluarga dan menjamin kualitas hidup keluarga.

  1. Masa Mapan sampai Pensiun

Pada dasarnya pada masa ini kita mulai mengasuransikan barang dan aset yang kita miliki. Kebutuhan akumulasi aset ini akan jadi peninggalan berharga untuk anak cucu kita nantinya, sehingga kemapanan yg kita miliki saat ini dapat terus dinikmati generasi selanjutnya. Untuk asuransi lainnya tentunya juga dibutuhkan seperti pada fase sebelumnya, namun asuransi penyakit kritis akan sangat penting karena peluang kita mendapatkan penyakit kritis meningkat seiring penambahan usia. 

Setelah berbagai mengetahui fase kehidupan dan asuransi yang Anda butuhkan, semoga kita semakin paham pentingnya asuransi dan dapat memilih asuransi yang paling tepat untuk kita.